Mantap, Ratusan Produk UMKM DIY Kini Sudah Masuk Hotel Berbintang

Harianjogja.com, JOGJA--Ratusan produk UMKM lokal DIY masuk ke hotel berbintang. Dinas Koperasi dan UMKM DIY mendorong agar semakin banyak industri perhotelan yang menggandeng UMKM dengan memberikan ruang dalam memberikan layanan tamu.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi menjelaskan sudah banyak hotel yang menyediakan pojok khusus bagi UMKM lokal, tetapi mengalami penurunan drastis akibat pandemi. Oleh karena itu lantaran saat ini pandemi mulai mereda, dia mendorong peningkatan produksi pelaku UMKM agar lebih banyak terserap di pasar industri pariwisata dan perhotelan.
"Kalau jumlah sudah ratusan UMKM yang produknya masuk di hotel berbintang lewat berbagai jenis termasuk makanan dan minuman untuk breakfast. Kami mendorong agar terus ditingkatkan lagi, saat ini menjadi momentum karena pandemi sudah mereda sehingga UMKM harus siap dengan produknya. Dulu sempat terkendala pandemi," katanya kepada wartawan di sela-sela peresmian Galeri UMKM Istimewa di Hotel Jayakarta, Senin (27/6/2022).

Siwi mengakui butuh proses bagi UMKM agar produknya bisa diterima pada hotel berbintang. Mereka harus membuat kemasan menarik, kualitas sesuai standar dan tentunya memiliki legalitas.

Selain itu butuh modal terutama untuk membuat kemasan yang sesuai standar. Salah satunya melalui program Sibakul, UMKM dibagi menjadi beberapa kelas untuk memudahkan pemetaan terhadap kebutuhan pasar di industri pariwisata dan perhotelan. "Kami memfasilitasi mereka, misalnya dalam proses untuk legalitas produk makanan harus memiliki PIRT," ucapnya .

Ketua International Council for Small Business (ICSB) DIY, GKR Bendara mendorong agar produk UMKM bisa memenuhi kebutuhan di Industri pariwisata.
Sebaliknya industri pariwisata seperti hotel diharapkan bisa membantu agar UMKM bisa berkembang. Kondisi ini butuh komunikasi terkait kebutuhan produk antara UMKM dengan industri pariwisata.

"Sebenarnya tinggal dikomunikasikan saja, misalnya UMKM ini bujetnya berapa kebutuhan berapa. Jadi tinggal level akar rumput, kira-kira per destinasi itu butuh berapa, per hotel kebutuhan produknya berapa," ujarnya.

Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Jogja, Herryadi Bain menyatakan dukungannya untuk kerja sama antara hotel dengan UMKM. Seharusnya memang hotel berbintang menampung produk UMKM karena sudah ada aturan dari pemerintah terutama untuk bintang empat dan lima. Dia mendorong agar semangat memasukkan produk UMKM ini juga berlaku pada hotel nonbintang.

"Tinggal bagaimana menerapkannya karena hotel harus memenuhi kebutuhan tamu yang itu bisa disuplai dari UMKM seperti makanan kering untuk oleh-oleh atau makanan yang dimakan langsung oleh tamu di hotel," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyatakan selain di sektor perhotelan di destinasi wisata juga perlu mendapatkan perhatian agar pelaku UMKM menghasilkan produk berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Karena produk di satu destinasi dengan lainnya berbeda dan seringkali mengangkat ciri khas geografis dan flora wilayah tersebut.

Dia mencontohkan satu destinasi wisata memiliki banyak UMKM memproduksi kerajinan dari bambu karena mudah ditemukan bahan bakunya di lokasi tersebut. "Baik dari sisi kualitas maupun kreativitas produk perlu didorong untuk ditingkatkan, di luar tadi yang terkait dengan industri perhotelan," katanya.

Chat Whatsapp Chat Whatsapp